Jenis buta warna yang paling umum dijumpai sering menyebabkan penyandangnya sulit membedakan warna-warna antara merah dan hijau atau gradasi keduanya. Namun dibalik kekurangan itu, ternyata orang-orang buta warna merah-hijau memiliki kelebihan: mereka bisa membedakan warna-warna khaki halus yang terlihat serupa bagi orang berpenglihatan normal.
Sekitar enam persen pria, dan sedikit wanita memiliki deuteranomaly, atau biasa disebut buta warna merah-hijau. Ini disebabkan mutasi genetik yang mempengaruhi satu dari tiga pigmen dalam sel-sel berbentuk kerucut di retina, yang berfungsi merespon cahaya-cahaya dengan warna berbeda.
Mutasi ini berpengaruh pada pigmen yang merespon cahaya hijau sedemikian rupa sehingga berperilaku seperti pigmen untuk cahaya merah. Akibatnya kedua warna itu menghasilkan respon yang hampir serupa di mata orang buta warna. Itu sebabnya orang dengan deuteranomaly seringkali kesulitan melihat perbedaan antara warna-warna merah atau hijau yang kurang kuat.
Nah, dibalik kelemahan tersebut, para peneliti dari Universitas Cambridge dan Universitas Newcastle, inggris, menemukan kelebihan istimewa. Temuan itu terungkap ketika mereka menguji penyandang deuteranomaly menggunakan kartu-kartu dengan lingkaran-lingkaran warna khusus. Ternyata mereka yang buta warna bisa melihat perbedaan warna-warna khaki, walau bedanya tipis, yang bila dilihat orang normal akan terlihat sama.
Penyandang buta warna merah hijau tidak bisa melihat angka 7 dalam lingkaran ini.
Pria lebih cenderung menyandang buta warna karena gen yang berfungsi menghasilkan pigmen hijau dibawa oleh kromosom X, dan sifatnya resesif (atau tidak dominan). Sedikit saja wanita yang mengalami buta warna karena wanita memiliki dua kromosom X, dibanding pria yang hanya memiliki satu kromosom X. Kaum hawa hanya akan menjadi buta warna bila kedua kromosom X itu membawa sifat. Bila hanya satu yang membawa, maka seorang wanita tidak akan menjadi buta warna mengingat sifat gen ini
"Hampir tidak mungkin bagi orang normal melihat warna-warna khaki yang bisa dibedakan para penyandang buta warna," kata Gabriele Jordan , peneliti penglihatan dari Universitas Newcastle. "Ini membuat saya mengerti betapa sulitnya orang-orang buta warna melihat pola warna di kartu pengujian."
"Ini adalah penemuan menarik," ujar David Simmons, seorang peneliti persepsi visual di universitas Glasgow . "Akan sangat menyenangkan bila kita bisa mengetahui apa yang dilihat penyandang buta warna di lingkungannya, seperti halnya penyandang buta warna ingin mengetahui apa yang dilihat orang lain."
Menurut dugaan Simmons, karena deuteranomaly cukup banyak ditemukan dalam populasi manusia, maka gen yang bertanggungjawab terhadapnya mungkin mengembangkan suatu manfaat lain dalam proses evolusinya. Itu sebabnya, di balik apa yang dianggap kekurangan, ditemukan pula kelebihan yang mengimbanginya.
Source click : jeenall.blogspot.com
No comments:
Post a Comment